![]() |
This is the page where he said he rejects humpty dumpty. |
"Time is a great teacher. Unfortunately it kills all its pupils." - Louis Hector. I am one of the pupils of time –spending my lifetime with all my might. Here is my journey.
Friday, April 15, 2011
Elliot's Last Moment
Elliot Nightray is the youngest among the legitimate Nightray brothers. He also has an older sister named Vanessa. He has a short beige hair and blue eyes. Elliot is nice guy behind his harsh words and a bit bossy attitude. Besides, he has a strong determination to figure out who's the head hunter that had taken away his brothers' and Vanessa's life. Later, he found out that he was the head hunter. He knew and remembered all about humpty dumpty, the chain that was attached to him by Leo because of the previous Glen. In the end, rather than living with humpty dumpty, he decided to reject it which means he chose to die.
Oh man, when I saw this page, my heart aches. I'm not satisfied with his death at first, I wanna bite Jun-sensei for making him dead. Later, I think it's best that way. I'll always admire Elliot and his last moment. Anyway, I made a fanfiction for Elliot's Death Tribute on fanfiction.net. But it's mostly about Leo's guilty feeling. Lol.
Wednesday, April 13, 2011
Kuro Usagi Youkai
Another experience of aun. Real story.
Entah tangal berapa, author sudah lupa.
Pada suatu hari yang terik, matahari cukup membuat berkeringat. Hari itu adalah salah satu hari di minggu UAS author. Kelas delapan masuk sekitar pukul 12 siang pada minggu ujian. Nah, hari itu aun yang ikut anjem sampai di depan rumah seorang, sebut saja wina. Aun bersama seorang teman yang sudah di anjem, bernama Nis**** L. Has**** (disensor untuk kepentingan bersama), asik mengamati beberapa buah (?) kelinci gendut-gendut yang ada di depan rumah. Karena menunggu wina cukup lama, maka kami asik bergosip soal kelinci.
"Jeng jeng, kelinci yang gendut itu lucu banget ya," ujar aun sambil nunjuk kelinci gendut (agak rancu, ada cukup banyak kelinci gendut disana --').
"Ish, apaan sih lo jang jeng jang jeng. Gue ini ninis ya! Eh iya tapi itu lucu banget deh~. Eh aun aun, liat deh itu kelinci item kurus ceking ga gendut ga lucu di pojokan sana!" kata Ninis sambil menunjuk sebuah (?) kelinci item kurus ceking ga imut di pojokan.
"Eh iya kasian ya dia mojok gitu," jawab aun.
Blam.
Pintu anjem di tutup. Wina sudah masuk ke dalam anjem. Anjem pun berangkat. Di tengah jalan, ninis ngingetin soal kelinci-kelincinya Wina.
"Eh win, kelincimu lucu-lucu banget, apalagi yang gendhut itu, yang krem~" kata Ninis.
"Eh eh win, tapi yang item tadi kasian banget, mojok sendiri di pojokan kandang gitu," ujar Aun, mengingat soal kelinci item ceking itu.
"Hah?" Wina melongo, Aun mengangguk, Ninis melongo, Aun pun ikut melongo.
"Kelinci item mana? Aku lho cuma punya satu kelinci item, lagian itu udah mati seminggu yang lalu," ujar Wina sambil kedip-kedip.
Aun berkedip, Ninis melongo. Wina berkedip juga.
"SUMPAH?! Lha terus yang tadi itu apaan?" teriak Aun dan Ninis bersamaan, membuat dunia bergetar XD
"Ya ga tau. Kalian salah liat paling."
"Engga, beneran deh engga! Ya kan, Nis?" bantah Aun sambil narik-narik tangan Ninis.
"Bener, Win! Eh un, terus tadi yang kita liat apaan? Hantu kelinci?"
. . .
Semua diam.
"Iya, mungkin."
"Baru tahu aku kalo hewan juga bisa jadi hantu, untung kelincinya ga dikafani. Kalo dikafani jadi pocong kelinci dong."
Sunday, January 23, 2011
Pidato
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera bagi yang beragama selain Islam.
Teman-teman yang saya sayangi, serta bapak-bapak dan ibu-ibu yang terhormat. Pertama-tama, mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa atas rahmat-Nya sehingga kita semua dapat berkumpul pagi ini dalam keadaan sehat walafiat. Di pagi yang cerah ini, saya akan membahas mengenai kebudayaan Indonesia yang mulai luntur.
Hadirin sekalian, seperti yang kita tahu, negara kita tercinta ini memiliki banyak sekali potensi. Kekayaan alam dengan sumber daya melimpah, maupun kekayaan budaya yang sangat beragam seperti tarian, lagu, kerajinan, makanan dan kebiasaan adat yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, di era globalisasi yang membuat batas negara menjadi tidak jelas ini, budaya kita yang beraneka ragam mulai luntur dan tergerus jaman. Di bawah nama Bhinekka Tunggal Ika, budaya-budaya asli mulai tergeser oleh kebudayaan mancanegara yang nyatanya kita lahap secara utuh, tidak melalui proses seleksi. Budaya asli Indonesia terancam hilang dan tergantikan budaya mancanegara. Lagu daerah tertelan serbuan lagu pop. Breakdance mengalahkan tarian-tarian tradisional seperti Remo dan Jaipong. Makanan mancanegara mendominasi hampir di setiap sudut negeri. Hal ini didukung oleh media masa yang tidak memfilter kebudayaan asing yang masuk Indonesia, serta regulasi pemerintah tidak mendukung program seleksi kebudayaan asing yang masuk.
Hadirin sekalian, rasanya kita ini tidak punya identitas sebagai bangsa Indonesia. Jika harus mengaku, kita sebagai generasi muda penerus bangsa menjadi kelompok yang paling banyak terbawa arus globalisasi. Jika diamati, sekarang ini anak-anak muda lebih memilih kebudayaan asing seperti mendengarkan lagu mancanegara daripada lagu tradisional Indonesia. Adakah dari kita yang masih suka melantunkan lagu dolanan Jawa? Adakah dari kita yang masih suka dengan sinden? Jawabannya kemungkinan besar tidak. Adakah dari kita yang dapat menari tradisional? Adakah dari kita yang menguasai bahasa daerah dengan begitu fasih? Lagi. Jawabannya kemungkinan besar tidak. Lalu, saat orang asing bertanya tentang negeri kita, kita sebagai penduduk asli bangsa Indonesia malah tak bisa menjawab pertanyaan mereka dengan baik. Tidak malu? Tidak, karena kita merasa itu tidak penting, kita hanya bersikap masa bodoh.
Teman-teman tersayang, jika diteliti, bangsa Indonesia ini tergolong aneh. Bangsa besar yang beraneka ragam ini bersikap masa bodoh dengan budaya negeri dan memiliki kesadaran yang rendah dalam melestarikan kebudayaannya sendiri, namun ketika ada salah satu negara yang mengklaim kebudayaan Indonesia barulah kita marah dan bertindak. Tidakkah kita berpikir? Wajar saja marah jika benda kesayangan kita diklaim, namun untuk kasus Indonesia, bangsa ini tidak mencintai budayanya sendiri dan tidak melestarikannya. Lalu, mengapa Indonesia harus marah? Bukankah kebudayaan tradisional Indonesia bukan sesuatu yang bangsa ini cintai? Nah, dari poin inilah kita harus memulai introspeksi diri sendiri. Bangsa kita harus bercermin lebih dahulu sebelum bertindak.
Teman-teman dan hadirin lainnya, Indonesia harus bercermin untuk mencari apa yang salah, apa yang kurang. Dalam masalah ini, seluruh rakyat Indonesia harus berbenah. Kita semua harus berkaca lalu menemukan kesalahan kita dan memperbaikinya. Kita salah jika asal marah begitu saja dan menyebut negara yang mengklaim kebudayaan kita sebagai pencuri ketika kebudayaan kita disebut milik negara tersebut. Baiklah, tak apa sedikit marah. Tetapi masih ada jalan yang bisa kita tempuh untuk mendapatkan kebudayaan kita lagi bukan? Menurut saya, seharusnya kita terlebih dahulu harus meningkatkan kesadaran akan betapa berharganya kebudayaan yang kita miliki. Lalu bangsa ini mulai melestarikannya dan berusaha mematenkan budaya berharga kita. Kita harus memperjuangkan milik kita sekuat yang kita bisa.
Hadirin sekalian, sikap kita setelah berhasil mematenkan budaya Indonesia tidak boleh berubah. Setelah dipatenkan, jangan lalu lega begitu saja dan tidak melestarikannya lagi. Kita harus terus melestarikannya dan bangga akan hal itu. Dengan begitu, mungkin saja negara kita dapat berkembang lebih cepat.
Teman-teman yang saya sayangi, kita sebagai penerus bangsa adalah kelompok yang menjadi harapan bangsa. Mulai sekarang kita harus selektif dalam menerima budaya yang masuk dengan tetap melestarikan budaya Indonesia. Mari kita cintai dan terus lestarikan kebudayaan Indonesia! Berbanggalah terhadap kebudayaan negara kita!
Hadirin, saran yang saya sampaikan kepada dunia pendidikan adalah pembentukan karakter building sejak dini sehingga kita tahu arah kebijakan pemerintah untuk jangka panjang adalah identitas bangsa Indonesia secara utuh.
Cukup sekian pidato yang saya sampaikan. Sebagai manusia yang tak pernah sempurna, saya memohon maaf bila ada kata-kata yang tidak tepat dan kurang berkenan di hati hadirin sekalian.
Waassalamualaikum Wr. Wb.
Nah, ini tugas bahasa indonesia yang sudah saya buat susah-susah. Kalau mau di copy buat tugas bahasa indonesia ya silakan, tapi jangan diklaim sebagai miliknya ya. Jangan sampai Indonesia berisi orang-orang plagiator yang cuma copas lalu diklaim jadi miliknya. See ya~ XD
Subscribe to:
Posts (Atom)