Wednesday, July 24, 2013

Wish : Information Engineering and Media


With the motto "Where technology meets art", I can't help but being interested in this faculty. It seems so amazing! I wanna go there so damn bad, but it must be difficult. Someday, I'm going to study there! I'm going there! May it be 2014 or other year. Though I do consider other faculties and universities in case I couldn't get there next year. Let it be my wish that I pursue.

INFORMATION ENGINEERING AND MEDIA! 
FIGHT FOR IT!

Tuesday, May 28, 2013

Latihan Alam : Penyusup (Part 1)

Sebenarnya kisah yang satu ini sudah terjadi cukup lama dan draft yang ada di blog juga sudah usang. Akhirnya aku tulis ulang karena draftnya ternyata nggak banget. Jadi, post kali ini akan fokus pada... JENG JENG JENG!! LA Burst 2012! Have a nice trip reading this :)

15 November 2012. Ini misi penyusupanku yang pertama setelah aku diangkat menjadi mata-mata. Dalam misi kali ini, aku harus menyusup di sebuah acara bernama LA Burst 2012. Dari detail yang aku dapatkan dari Agen F, acara ini merupakan diklat ekstra kurikuler teater SMA Negeri 5 Surabaya atau yang lebih akrab disebut Tetris V. Tempat acara berada di camping ground dekat air terjun Cuban Rais, Malang. Diklat Tetris V ini rencananya akan berlangsung selama dua hari. Hmm... aku harus mempersiapkan alat-alatku. Aku juga harus siap untuk berpura-pura menjadi panrek  baik hati dan membaur dengan segenap panitia dan peserta acara itu. Sebenarnya misi kali ini cukup berat karena ditugasi menjadi sie acara. Tapi ya sudahlah, mari berjuang demi tujuan utama misi kali ini!

Mongseng ya paragraf di atas. Tapi tenang saja, orang gila tadi sudah aku sekap dan aku akan menulis cerita yang seben... Ehm, maafkan gangguan teknis barusan. Saya akan berusaha agar security di sini lebih profesional. Maafkan ketidaknyamanan tersebut, pembaca file rahasia terhormat. And then move, move! We've got only a couple of minutes to finish this secret file!

Proses infiltrasiku dimulai dari SMA Negeri 5 Surabaya. Aku berangkat dari sana beserta yang lainnya menggunakan truk polisi. Ternyata perjalanan ke Malang cukup lama, sekitar tiga jam atau lebih. Cukup melelahkan dan membosankan sebenarnya dalam perjalanan. Saat truk diberhentikan di depan jalan setapak yang naik dan ujungnya tak terlihat, aku kira saat itu misiku yang sebenarnya telah dimulai. Tetapi ternyata aku salah melihat jalan. Bukan lewat sana. Dan ternyata kami serombongan harus melewati jalan aspal berliku menuju camping ground yang sebenarnya karena truknya salah parkir. Apalagi aku harus membawa carrier berisi perlengkapan mata-mata milikku.

Sesampainya di base camping ground, kami serombongan istirahat sejenak soalnya capek banget. Panitia pionir yang sudah menunggu di base bilang kalau ground kami yang sebenarnya masih harus naik lagi. Lelah. Tapi anehnya aku masih bersemangat untuk menjalankan misi rahasia ini! HAHAHA *evil laugh* 

Akan kulaporkan detail acara diklat ini. Pertama-tama setelah kami sampai di camping ground dan menaruh barang-barang bawaan di tenda, ada pembukaan yang berupa kumpul-kumpul melingkar. Dalam pembukaan ini kami saling memperkenalkan diri, baik panitia maupun peserta. Setelah pembukaan, ada acara sebentar dari alumni yang aku lupa namanya. Sesudah itu, sie acara bertugas untuk menemani adeknya selagi sie konsumsi mempersiapkan makan siang. Yah apa boleh buat, karena matahari sudah berada tepat di atas kepala. Untuk mengisi waktu, kami bermain sebuah game konsentrasi yang menyebutkan nama berantai. Sial, skill-ku kurang terasah saat itu sehingga aku kena hukuman. Dan sialnya lagi hukumannya adalah nyepik! Mau apa nyepik apa gueee -_- akhirnya sepikan ga jelas pun keluar. "Kamu tau nggak sih samudra terdalam apa?" "Pasifik bukan?" "Salah, samudra terdalam adalah samudra cintaku padamu." Yah, lupakanlah sepikan tidak jelas tadi. 

Singkat cerita, setelah semua peserta telah beribadah dan makan siang, rintik-rintik hujan mulai turun. Semua manusia yang ada di sana pun mengungsi ke tenda masing-masing, kecuali beberapa anak dan anggota sie properti yang sibuk mencangkul tanah untuk membuat saluran air agar tenda-tenda kami tidak kebanjiran. Karena terlihat asik, aku pun keluar dan ikut mericuh membantu mereka. Tapi apa daya hujan semakin deras dan jas hujanku diletakkan di atas tenda untuk perlindungan ganda dari air hujan, sehingga aku tak bisa ikut hujan-hujan.

Hujan ini tak kunjung berhenti dari siang hari. Di tenda panitia perempuan, kami kekurangan kerjaan. Jadinya malah mencari-cari makanan yang dibawa anak-anak. Apalagi panitia belum sempat makan siang karena keburu hujan. Saat menemukan sebungkus bagelan misterius, tangan kami rasanya gatal untuk memakannya. Tapi kami masih belum tau punya siapa itu. Akhirnya dengan keberanian (?) Mbak Auk, bungkus bagelan dibuka dan kami menyerbunya! Lalala~ 

Di tengah hujan, acara ternyata masih dilanjutkan. Di tengah hujan, para peserta diklat terlihat sibuk berakting di tengah hujan. Dramatis, fantastis, autis. Yang paling wow menurut panitia sih aktingnya Kannida. Selain pokok akting yang dia bawakan mirip dengan kehidupan nyatanya Ken, hujan membuat teriakan dan tangisannya makin terasa nyata. Jadi seperti melihat sinetron gitu, tapi dengan kualitas lebih 'woooaaw'.


Sorenya, hujan sudah berhenti dan kami bergegas untuk mendirikan dapur yang dirobohkan agar tidak kehujanan. Waktu terpal diangkat... byuuur. Airnya membanjiri sekitar. Dan saat itu dapat kulihat bahwa buku saktiku basah kuyup! Tidaaaaak! Dan sialnya lagi, file rahasia yang ada di situ telah dibaca oleh Lina. Ini kegagalan besar bagi seorang agen sepertiku. Walaupun patah hati karena hal ini, akhirnya aku bergegas turun ke daerah perumahan penduduk untuk mandi dan sholat.

Ketika aku bergegas naik ke camping ground setelah selesai mandi, aku melihat Vicky dan Boga turun. Waktu kutanyai, ternyata mereka berniat untuk membeli kayu bakar untuk acara api unggun. Dan sialnya, Boga berhasil membuatku untuk membantunya membawa kayu bakar. Nggak masalah sih sebenernya. Aku kan perkasa hahaha. Setelah kayu bakar sudah terkumpul, akhirnya dimulailah usaha menyalakan api di kayu bakar yang masih basah akibat hujan tadi. What a desperate effort. Susah sekali untuk menyalakan apinya, sampai-sampai butuh beberapa botol bervolume 600 ml berisi bensin. Tetapi waktu sudah nyala, rasanya senang sekali. Juga hangat, yah, karena malam di daerah Malang memang dingin. Walaupun aku memakai jaket yang cukup tebal rasanya udara dingin masih dapat kurasakan. 

Dengan background api unggun, para peserta diklat yang sudah dibagi menjadi beberapa kelompok maju untuk menampilkan drama mereka. Sayang sekali waktu ini aku hanya lihat sampai penampilan semua kelompok, setelah itu aku nggak seberapa tau acara di sekeliling api unggun apa karena aku mengungsi ke dapur untuk ya, makan! Setelah kenyang dan ngobrol-ngobrol geje di dapur, akhirnya tiba saatnya untuk tracking tempat jelajah malam. Yehei! 

Tracking pun dimulai. Pertama-tama setelah kami keluar dari camping ground, yang kami lalui adalah semacam padang terbuka dengan pohon yang jarang-jarang. Langit malam yang bertabur bintang terlihat jelas di atas cakrawala. Pos pertama terletak di daerah itu. Kemudian sedikit naik lagi, di dekat rimbunan alang-alang yang cukup tinggi, ada pos kedua. Dari pos kedua, kalau berjalan lurus akan bertemu dengan jalan setapak yang bercabang menjadi dua. Kami mengambil arah ke kiri lalu berjalan ke daerah yang mulai ditumbuhi pepohonan. Sebelum memasuki daerah penuh pepohonan, kami sampai di pos bayangan, pos yang bakal dijaga oleh aku dan Itok~

Ternyata sampe sini aku sudah males ngelanjutin ceritanya. Usang banget ini cerita. Sekarang udah Mei 2013, padahal cerita ini kira-kira kejadiannya November 2012. Ya udah segitu aja dulu part 1-nya. Tapi kira-kira detailnya begini lah :
- Jelajah malem. jaga pos bayangan sama itok.
- Tidur.
- Pagi adeknya pergi gulung gulung sama om sapa gitu ke atas bukit. aku ketiduran dan gaikut.
- Siang atau pagi (jam 10-11) berangkat ke air terjun. I take the leads with fatih and some other people.

Jaa ne :3

Banyak Yang Terlupakan

   Akhir-akhir ini aku ngerasa banyak banget hal yang aku lupain. Emang aku tambah pikun atau gimana se -..- tapi tetep aja kebiasaan stalkingku gak hilang. Bahkan waktu aku nulis ini aja sambil iseng-iseng stalking banyak orang, buka-buka blognya anak-anak. Random pol. Terus aku menyadari sesuatu, blogku suram amat yah -___- tapi biarlah, gak urus gue.

   Oh ya, balik ke hal-hal yang terlupakan, aku merasa harus bikin catetan dengan rapi deh biar ga lupaan. Tugas-tugas akhirnya pada numpuk di minggu-minggu sebelum UAS gara-gara gak ndang tak kerjain. Dan itu ditambah dengan melancong lomba ke IPB selama 5 hari, termasuk sehari perjalanan di kereta~ Jadi semakin menumpuk aja tugas-tugas pas aku bolod itu. Wes mbolos 5 hari, gak masuk final. Sedih. Gak bisa skating di PVJ sisan waktu ke Bandung. Tambah sedih. Tapi ya gak apa lah pengalaman. Pingin sebenernya nulis tentang pengalaman di IPB. Akan tetapi malesnya.... *guling-guling* jadi inget, ada dua draft entry soal pengalaman LA sama diklat pararela yang gak kelar-kelar dari jaman baheula. Aigoo, pingin ndang diselesein keburu lupa ntar gimana -.- gak ada kenangannya dong. Ya udah sih, cuma pingin ngerandom nulis sesuatu gara-gara tempat ini teramat mirip kuburan, apalagi dengan tema suram gini. Gak tulisan gak backgroundnya suram -.-

Dan btw, kaget banget denger mbak bee baca blog ini. Jadi inget kalo lina pernah stalking sini. Arrrgh, gimana dong, padahal ini tempatku bersenang-senang (?) dengan penuh kegejean.

Saturday, March 2, 2013

Seiyuu Ka's Ending

Seiyuu-ka has ended. Chapter 70 is the last chapter. It was my favorite shoujo manga, actually. But why did it have to end like that? Suddenly Hime had become lovely blazer seiyuu and married Senri. But why, why senseeeei? It was like being fast forwarded 32x. Way too fast! I want more of their cute side before they're married! Aaaa, it was too short for me. Well, it's not like I want it to be any of those common soap operas. But come on, Hime even hadn't had her debut as female seiyuu. And the complication with her mother too, it wasn't resolved properly.  And the most important is... Senri didn't explicitly said how he felt towards Hime! Arrgh! Those things are the plot holes in this manga even though the chapters before chapter 70 are great. After all, I think chapter 70 has failed to make an epic ending. It feels like Seiyuu-ka manga has some trouble so it's forced to end. This kind of forced ending is really disappointing for sure.
But still, I'm happy Hime ended up with Senri :3

Saturday, February 23, 2013

Random

This is just a random post, actually. Just... what is it? With the things happened lately, I kinda feel like losing trust in other people. Becoming more individualistic, setting some boundaries in the relationships I had with friends, and somehow I felt really flat lately. Nothing. I don't really have someone I trust enough to tell my stories, the stories filled with so many emotions.

When people told me something that's against my principle, I ignored it. When they forced it on me, I might be seemed like I understood it and going to do it. But yeah, I screamed as hard as I can with a shut mouth. Buried it deep down inside. Just shut up, will ya? I know I'm the trouble. I know the problem lies in me. And I'm the one who can solve it. You can't, but you can help. Unfortunately, I don't trust you.

So what? Leave me be for now.

Wednesday, February 6, 2013

Undangan Atau SBMPTN?

Tiba-tiba pingin nulis sesuatu. Beneran deh, minggu ini termasuk one week of living hell. Ulangan harian beruntun mamen, padahal bukan UH bersama kaya waktu SMP dulu. Senin ada matematika sama jepang, selasa agama, rabu kimia, kamis bahasa inggris, jumat? Gatau deh semoga nggak. Dan hari ini ulangan matematika dibagiin. Demi apa aku salahnya terletak di tanda plus dan minus semua. Demi apa, aku ternyata sangat nggak teliti. Dodol gitu rasanya. Seperti yang dikatakan Gomce, Pak Pur waktu ngoreksi ulangannya anak-anak mbatin be'e yo. Habis rata-rata emang anak-anak gak teliti. Yah, tapi untung ya ini cuma UH. Bukan SBM PTN. Bisa berabe kalo gak telitinya disana. Ya gak?

Anyway, ngomongin SBM PTN, entah kenapa aku kepikiran buat ngambil tes jalur itu aja. Habis jujur aja aku nggak seberapa percaya sama sistem undangan yang sekarang. Kalo menurutku, sistem undangan sekarang itu sistem 'kepercayaan'. Gimana nggak, nilai dimasukin sendiri sama sekolah terus diverifikasi sendiri. Apalagi nanti undangannya dicampur nilai UNAS. Rawan kecurangan. Bukannya mau suudzon sih, tapi ngelihat nasib-nasib tes semacam ini yang banyak didominasi perilaku kotor kaya contekan massal sama joki, ya gimana aku nggak ngeraguin sistem 'kepercayaan' ini? Kalo kaya gini kan bisa aja malah sekolahnya yang curang dengan me-mark-up nilai siswa-siswanya. Kata pemerintah mau meratakan pendidikan untuk jenjang perguruan tinggi pake sistem undangan ini, tapi aku nggak melihat itu bisa meratakan pendidikan. Malah bisa dicurangi kan. Gitu rata ya? Nggak.

Pernah dulu kepikiran buat rajin belajar biar bisa masuk lewat undangan. Tapi itu dulu, sebelum kuota undangan dinaikkan dan hal-hal seputar masuk perguruan tinggi makin diribetin. Dan sekarang undangan dari semester satu? What the hell are you trying to say, man. Grafik nilaiku udah terlanjur berbentuk gunung. Tinggi di semester dua dan hancur di semester satu dan tiga. Karena dulu pikirku undangan dihitung dari semester tiga, aku santai aja di semester tiga. Dijelek-jelekin aja dulu pikirku. Tapi ya bodo banget aku gitu. Harusnya aku nurutin kata mama aja. Belajar yang rajin dari semester satu, jangan dari kelas dua tok. Nyesel kan sekarang. Tapi ya udah, yang udah terjadi terjadilah. Intinya, aku nargetin buat masuk PTN lewat SBMPTN. Yah, oke, aku juga bakal nyoba undangan meski peluangnya kecil. Apa salahnya nyoba? Ga ada kan~



Satu hal yang masih menghantuiku adalah : "Mau kuliah mana? Jurusan apa?"

Tuesday, February 5, 2013

Is It True?

Is it true? Or is it just my imagination? I feel like she's somehow distancing herself from me. What did I do? I mean, hey, I haven't done something that might hurt her. At first I thought it was just me that thinking too much about it. But when I observed her attitude more, I learned something that hurt me. How she acts toward my friends and how she acts toward me are totally different. She's cold toward me lately. How should I say this. She was once a very close friend to me. But now that her attitude is like this, I'm not really sure what to do. Should I greet her normally and talk like usual? But somehow when I'm trying to start conversation with her, I get that awful and cold vibe like she doesn't want to talk to me. Then in one second when my friends walk in, she talks happily with them. How would you feel if it happens right in front of your eyes?

I want to ask her what's her problem. I want to ask whether it's just me or she does act like that. I want to know why she acts like this. It hurts to be ignored this way. Yet I'm way too afraid. I'm afraid of what she might say. I'm afraid she would distance herself from me even further. I just want us to be back to the way we were.



I don't want to be left in the dark. I mean, it makes me feel so troubled when she acts this way. Isn't there a ray of light, a ray of hope? I want to make up. Oh gosh, this trouble reminds me of the other troubles of mine. Allah, give me that ray of light, that ray of hope. Give me the chance to solve those problems and guide me to the right path. Give me the strength to make sure those chances don't go to waste.


What D said today makes me realize maybe 'that' is the matter. But it scares me even more because I know how serious she is with 'that' matter. I know how miserable she is when 'that' is involved. Now I don't even talk to her. Coward. Yes, I am. Running away from trouble. After all human is such a complicated being.